Wednesday, April 2, 2008

Bisnis 2-Apr-08: Harga gabah petani turun

Rabu, 02/04/2008

Harga gabah petani turun

JAKARTA: Harga gabah di tingkat petani sepanjang Maret 2008 turun rata-rata 10,85% dibandingkan dengan harga pembelian bulan sebelumnya lantaran kualitas gabah kering panen (GKP) anjlok 15,31% menjadi Rp2.149 per kilogram.

Hal yang sama terjadi pada harga gabah kualitas kering giling (GKG) yang turun 6,28% dibandingkan dengan Februari lalu menjadi rata-rata Rp2.713 per kilogram dan gabah kualitas rendah turun 10,97% dibandingkan dengan bulan lalu menjadi Rp1.881 per kg.

Di sisi lain, harga pembelian berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) juga meningkat tajam menjadi 33,15% dibandingkan realisasi Februari yang hanya sekitar 2,77%.

Ali Rosidi, Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan berdasarkan observasi 1.533 transaksi gabah di 19 provinsi, rata-rata harga gabah pada Maret ini mengalami penurunan pada semua kualitas.

"Harga gabah Maret dibandingkan dengan Februari 2008 mengalami penurunan pada semua kualitas. Persentase observasi harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP juga meningkat tajam," katanya kemarin.

Dia merinci dari 1.030 observasi untuk kualitas GKP dijumpai 339 kasus (32,91%) pembelian gabah di tingkat petani dan 341 kasus atau 33,11% pembelian di tingkat penggilingan dengan harga di bawah HPP.

Kasus harga di bawah HPP itu terjadi di sembilan provinsi yang mayoritas sentra penghasil padi, yaitu Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Banten, NTB, NTT, Kalsel, dan Sulsel.

Selain itu, lanjutnya, persentase observasi gabah berkualitas rendah juga naik tajam menjadi 30,14% pada sepanjang Maret ini dibandingkan dengan Februari yang tercatat 20,72%.

"Harga gabah terendah di tingkat petani mencapai Rp1.350 per kg di Demak. Di tingkat penggilingan Rp1.370 per kg juga di Demak. Harga tertinggi Rp3.650 per kg di tingkat petani dan Rp3.700 di penggilingan di Kapuas."

Di sisi lain, Ali menambahkan nilai tukar petani (NTP) pada Januari tercatat 108,67 atau naik 0,04% dibandingkan dengan NTP pada Desember 2007.

Dari 23 provinsi yang dilaporkan pada awal tahun ini, katnya, 11 provinsi di antaranya mengalami kenaikan, 11 provinsi mencatat penurunan dan 1 provinsi tidak memberi data.

"Kenaikan NTP terbesar terjadi di Yogyakarta (4,06%) karena harga produsen kacang kedelai naik 40,12%. Penurunan NTP terbesar di Bali 5,1% karena harga bawang merah turun 22,39%."

Ali menambahkan inflasi di daerah pedesaan pada Januari 2008 diketahui sebesar 2,21% akibat indeks harga di semua sub kelompok mengalami kenaikan.

Oleh Aprika R. Hernanda
Bisnis Indonesia
bisnis.com

No comments: