Monday, April 7, 2008

Kontan 7-Apr-08: Musim Giling Tiba, Duit Talangan Tak Ada

PETANI TEBU

Musim Giling Tiba, Duit Talangan Tak Ada

Arief Ardiansyah, Antara
posted by kontan on 04/07/08

SURABAYA. Sekarang memang sedang zamannya resah dan gelisah. Kali ini giliran para petani tebu. Sebulan ke depan, mereka akan memasuki musim giling 2008. Eh, kok, ndilalah, investor yang biasanya mau menjamin dana talangan buat gula produksi mereka sampai saat ini belum ada. "Bahkan, penawaran pun juga belum masuk," kata Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil, kemarin (6/4).
Sejumlah calon investor dana talangan rupanya masih berhitung untuk menjadi penjamin. Ini terkait kondisi pasar gula dalam negeri yang kurang kondusif. Selama ini, penyedia dana talangan adalah pedagang dan distributor utama yang bereputasi baik dan telah bermitra dengan petani. Fungsi dana talangan ini agar penjualan gula petani tidak terjadi secara membabi buta dan tidak terkontrol sehingga dapat menekan risiko jatuhnya harga akibat over supply sekecil mungkin.
Belum adanya dana talangan ini lantaran kondisi pasar gula dalam negeri saat ini sedang jenuh dan harga merosot, akibat kelebihan pasokan. Hingga saat ini, diperkirakan sekitar 600.000 ton hingga 700.000 ton gula produksi 2007 belum terjual, dan sebagian besar milik pedagang.
Malah, 400.000 ton di antaranya masih ngendon di gudang-gudang pabrik gula yang ada di Jawa Timur. "Kalau gula dipaksa masuk pasar, mereka rugi besar," kata Associated Corporate Secretary PT Perkebunan Nusantara XI, Adig Suwandi.
Investor makin enggan memberi dana talangan karena muncul keinginan petani untuk menaikkan harga dasar gula dari Rp 4.900 menjadi Rp 5.500 per kg. "Kenaikan itu cukup wajar karena ongkos produksi juga naik," kata Arum Sabil.
Penyebab terjadinya penumpukan stok gula lokal ini karena gula rafinasi merembes ke pasar gula konsumsi. Seharusnya gula rafinasi itu hanya untuk industri makanan dan minuman skala besar. Adig mengatakan rencana Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia mengurangi produksi hingga 20% pada tahun ini bukan solusi mengatasi kelebihan stok. Masalahnya, stok gula rafinasi sangat tinggi.
Selama gula rafinasi masih ada di pasaran, sulit bagi calon investor dana talangan untuk masuk menjadi penjamin. Arum Sabil berharap pemerintah tak hanya melarang peredaran gula rafinasi di pasaran, tapi menghentikan impor segala jenis gula, sampai terjadi keseimbangan stok. "Kalau impor tetap jalan, over supply masih akan berlangsung hingga tahun depan dan itu mengancam nasib petani tebu," katanya.

No comments: