Thursday, March 27, 2008

Kompas 28-Mar-08: Petani Padi Organik Menikmati Harga Tinggi

Petani Padi Organik Menikmati Harga Tinggi
Jumat, 28 Maret 2008 | 01:21 WIB

Purwakarta, Kompas - Ketika sebagian besar petani bingung menjual hasil panen karena harga gabah rendah, petani padi organik di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menikmati harga jual tinggi. Hasil panen organik juga lebih tinggi karena tanaman tidak rusak oleh hama.

Dadi Suryadi (73), petani padi organik di Desa Pasawahan Kidul, Kecamatan Pasawahan, Kamis (27/3), mengatakan, gabah kering panen (GKP) hasil panenannya laku dijual Rp 4.600 per kilogram (kg). Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga jual gabah padi nonorganik di Purwakarta sekitar Rp 1.700-Rp 1.800 per kg. Sebagian petani bahkan hanya bisa menjual Rp 1.400-Rp 1.500 per kg karena buruknya kualitas gabah.

Endang Yarmidi (55), petani lain di Pasawahan, menambahkan, sebagian petani organik memilih menjual dalam bentuk beras karena keuntungannya berlipat. Satu kilogram beras organik dijual Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kg, tergantung jenis padi.

Endang menambahkan, sebagian petani organik bahkan memilih menyimpan hasil panen karena menunggu harga gabah naik. Saat musim paceklik, harga gabah organik bisa mencapai Rp 5.000 per kg.

”Mudah-mudahan ini bisa merangsang petani lain untuk menanam padi secara organik. Selain menguntungkan, pertanian organik juga memperbaiki struktur tanah yang rusak karena pupuk dan pestisida kimia,” ujar Kuswana, Ketua Paguyuban Petani Organik Purwakarta.

Menurut Kuswana, luas area sawah yang diolah dengan sistem organik di Purwakarta meningkat dari 24 hektar menjadi sekitar 120 hektar dalam 2,5 tahun ini. Adapun jumlah petani yang tergabung bertambah dari 40 orang pada tahun 2005 menjadi sekitar 200 orang saat ini.

Harga beras turun

Pada saat panen raya tanaman padi nonorganik saat ini di Kota Sukabumi, harga beras di kota itu turun hingga Rp 1.000 per kg dalam sepekan ini. Di Pasar Pelita harga beras kualitas bagus turun menjadi Rp 4.200 per kg dari sebelumnya Rp 5.200.

Pedagang beras di Pasar Pelita, Ijang (50), mengatakan, harga beras kualitas medium juga turun dari Rp 5.000 menjadi Rp 4.000, sedangkan beras kualitas paling rendah turun dari Rp 4.200 menjadi Rp 3.800.

Di Kabupaten Indramayu, harga gabah yang murah membuat petani khawatir kekurangan modal untuk musim tanam gadu. Apalagi lonjakan harga kebutuhan hidup menyebabkan biaya hidup petani ikut meningkat.

Suparna (47), petani di Kecamatan Juntinyuat, Kamis, mengatakan, masih banyak petani di desanya yang menjual gabah panen dalam kondisi setengah kering atau kadar airnya di atas 20 persen. Akibatnya, harga GKP di tingkat petani berkisar Rp 1.700 per kg.

Suparna merasa khawatir jika harga gabah terus turun karena pendapatan hasil panen turut menentukan modal tanam selanjutnya. Setidaknya, karena hama kresek, lahan Suparna seluas 400 bata hanya menghasilkan 2,5 ton GKP. Seharusnya, produksi di lahan itu mencapai tiga ton.

Kepala Bulog Subdivre Indramayu Surasno mengakui, banyak dijumpai harga gabah murah di tingkat petani. Penyebabnya, kadar air gabah yang dijual petani itu di atas 15 persen, sedangkan kualitas gabah standar Bulog maksimal 14 persen.

Tahun ini Bulog Indramayu menargetkan menyerap beras petani sebanyak 60.000 ton. Adapun target Bulog Divre III Jawa Barat 350.000 ton. Saat in Bulog Jabar telah menyerap beras petani 28.745 ton. (MKN/AHA/THT)

4 comments:

Joe said...

Sekaranglah saatnya pertanian Indonesia bangkit, setelah melihat kenyataan di lapangan bahwa harga padi organik lebih bagus dibandingkan dengan padi non-organik. Kenapa petani Indonesia harus menunggu lagi untuk segera menanam padi organik. Tapi tak bisa pula kita pungkiri bahwa pemerintah harus turut campur tangan agar petani kita dapat segera menikmati harga yang lebih pantas. Bukan perkara yang mudah untuk merubah pola petani kita yang sudah terbiasa dengan non-organik karena keterbatasan informasi dan yang lebih penting lagi, karena petani kita terbatas dalam hal permodalan untuk bisa memulai menanam padi organik. Semoga pemerintah kita dapat lebih bijak untuk mencermati permasalahan ini dan dapat pula segera meng-akomodasi kepentingan petani untuk bisa mencapai ketahanan pangan seperti yang selama ini "digaungkan".

Joe

Unknown said...

kawan sekedar informasi, saya punya pupuk berkualitas tinggi yang bisa meningkatkan hasil panen para petani, untuk lebih jelas lihat di sini.......
http://www.facebook.com/home.php#!/photo.php?fbid=186136984732935&set=a.181237691889531.44290.181236155223018

Unknown said...

Maaf Yang di atas link nya salah....
maksud saya yang ini....

http://www.facebook.com/home.php#!/photo.php?fbid=186136984732935&set=a.181237691889531.44290.181236155223018

effan said...

Sangat Setuju dengan komentar arifudin diatas, saya merekomendasikan pupuk yang dijamin kualitasnya. kunjungi http://www.petanipadi.co.cc/
(khusus yang ingin buat perubahan)