Friday, February 22, 2008

Bisnis 22-Feb-08: Petani masih kesulitan bayar biaya gudang

Jumat, 22/02/2008

Petani masih kesulitan bayar biaya gudang

JAKARTA: Implementasi sistem rei gudang hingga kini dinilai masih terkendala terkendala atas ketidakmampuan para petani dalam membayar biaya pengelolaan gudang maupun bunga pinjaman dengan agunan resi gudang.

Kendala itu terkuak ketika PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menerapkan sistem resi gudang (SRG) pada lima daerah sepanjang 2007 dengan menggunakan dana komoditas titipan Kementerian KUKM senilai Rp24 miliar.

Menurut Dirut PT KBI Surdiyanto Suryodarmodjo, terdapat dua dari lima daerah yang kini kesulitan dalam hal pembayaran biaya gudang, sehingga menyebabkan pengelola gudang harus melikuidasi sebagian komoditasnya untuk pelunasan kewajiban.

Daerah yang disebutkan meliputi seperti Wajo, Sulawesi Selatan,� dengan komoditas rumput laut sebanyak 52.000 kg senilai Rp208 juta. Jika, menggunakan mekanisme sistem resi gudang, pembiayaan yang akan disalurkan pada komoditas ini sebesar 70% atau Rp145,6 juta.

Namun, karena persoalan pembiayaan gudang, pengelola gudang akhirnya melikuidasi sebagian produknya untuk melunasi pinjaman dan biaya sewa serta bunga.

Daerah lainnya yang mengalami persoalan serupa yakni Magetan, Jawa Timur, dengan komoditas beras sebanyak 20.000 kg senilai Rp80 juta dengan kucuran pembiayaan sebesar Rp56 juta.

Sebelumnya Surdiyanto sempat mengatakan petani akan sulit memanfaatkan sistem pembiayaan resi gudang jika kenaikan harga gabah hanya mencapai Rp150-Rp200 per kg. "Dengan kondisi seperti ini sulit bagi petani mengikutkan gabah dalam skema resi gudang karena biayanya tidak seimbang."

Dia menambahkan petani akan memperoleh manfaat skema SRG, jika volume gabah yang dapat disimpan petani paling sedikit 500 ton dengan asumsi kenaikan harga selama masa penyimpanan tiga hingga empat bulan mencapai Rp300 per kg.

Pernah diingatkan

Namun, Dirut PT Pasar Komoditi Indonesia (Paskindo) M. Khudori pernah mengingatkan kenaikan harga gabah hingga Rp300 per kg tersebut akan sulit dicapai, karena penetapan harga pasar komoditas tidak melalui mekanisme pasar, melainkan melalui intervensi pemerintah.

Dengan volume penyimpanan sekitar 500 ton, kondisi ini hanya akan dinikmati oleh petani skala besar.

Khudori menambahkan pihaknya sudah mengupayakan agar total biaya SRG hanya 2% per bulan, tujuannya agar dapat menguntungkan petani.

Dia mengakui Paskindo belum lama ini sudah menerapkan pola resi gudang di Subang, Jabar, untuk 110 ton gabah.

Total biaya yang ditetapkan Paskindo per bulannya hanya 1,71% dari nilai nominal gabah Rp275 juta (Rp2.500/kg) atau sebesar Rp4,7 juta per bulan dengan tempo penyimpanan tiga bulan.

Untuk biaya bunga, lanjut Khudori, dipatok 1,3% per bulan, dengan menggunakan dana Paskindo. Biaya manajemen pengelola jaminan 0,4% dan biaya asuransi kebakaran, kecurian dan bencana alam 0,01%.

Oleh Berliana Elisabeth S.
Bisnis Indonesia

bisnis.com

No comments: