Tuesday, February 19, 2008

Bisnis 18-Feb-08: Perusahaan kakap incar kredit perkebunan BRI

Senin, 18/02/2008

Perusahaan kakap incar kredit perkebunan BRI

JAKARTA: Sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit tengah mengincar kredit inti plasma Bank Rakyat Indonesia (BRI), menyusul tahun ini bank pelat merah tersebut menyediakan plafon sebesar Rp3 triliun untuk kredit di sektor tersebut.

Sejumlah perusahaan papan atas yang tengah mengincar kredit BRI seperti, Sinarmas Group, Bakrie Plantation, Sampoerna Agro dan lainnya.

Saat ini ada sekitar 5-10 perusahaan, dari 15 perusahaan inti sawit yang berada di pipeline BRI, telah siap mencairkan pinjaman terkait dengan program Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP).

"Rata-rata perusahaan besar, seperti Sinarmas, Bakrie, Sampoerna dan lainnya. Mereka sudah mengajukan proposalnya, saat ini sedang kami seleksi," kata Direktur Bisnis Umum BRI Sudaryanto Sudargo kepada Bisnis di Jakarta, pekan lalu.

Menurut dia, di tengah menariknya harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di dunia, aksi korporasi perkebunan semakin besar. Dia mengungkapkan rata-rata pengajuan kredit untuk ekspansi perluasan lahan sekitar 10.000-20.000 hektare dengan sasaran investasi di daerah Kalimantan dan Sumatra.

Adapun biaya pembukaan lahan baru rerata Rp30 juta-Rp33 juta per hektare, sedangkan untuk lahan gambut membutuhkan dana sebesar Rp40 juta. Jadi sedikitnya Rp300 miliar yang diajukan setiap perusahaan.

Sudaryanto menyatakan jika di sektor perkebunan pihaknya siap menggelontorkan dana sebesar-besarnya dan menjadi lead dalam sindikasi kredit perbankan, meskipun pembiayaan tersebut ditujukan ke korporasi perkebunan.

"Jika korporasi perkebunan kami [siap jadi] lead, kami lebih banyak [porsinya]. Kalau ngak lead kami biayai sendiri, karena tanggung jawab kami. Selain itu, perbankan lain menilai kredit di perkebunan susah, itu kalau tidak berpengalaman," paparnya.

Hingga 2010 BRI berkomitmen menyalurkan KPEN-RP sebesar Rp12 triliun dan tahun ini bank pelat merah ini mengalokasikan kredi perkebunan sekitar Rp5 triliun- Rp7 triliun yang sebagian besar dialokasikan ke komoditas kelapa sawit.

Program itu sendiri merupakan upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat dengan dukungan kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah, yang melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra pengembangan.

Diharapkan, program tersebut dapat mendorong pengembangan revitalisasi dan perluasan perkebunan hingga 2 juta hektare pada 2010.

Belum lama ini, BRI juga telah mengucurkan kredit sebesar Rp1,09 triliun kepada empat BUMN perkebunan untuk pembiayaan revitalisasi perkebunan dan pabrik gula (PG) dalam rangka swasembada gula.

KUR lambat

Kendati BRI gencar menyalurkan kredit korporasi pada awal tahun ini, BUMN perbankan ini masih ketinggalan dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dibandingkan dengan bank lain.

Berdasarkan laporan realisasi penyaluran KUR Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM per 25 Januri 2008 penyaluran kredit BRI (Rp351 miliar) masih kalah dengan Bank Mandiri (Rp542 miliar).

Menanggapi hal itu, Sudaryanto mengakui pihaknya ketinggalan start dibandingkan dengan bank lainnya."Kalau masalah di KUR, Bank Mandiri lebih dulu mulainya. Kami akan kebut setelah itu. Tapi, pada dasarnya tidak ada masalah," tegasnya. (11) (redaksi@bisnis.co.id)

Bisnis Indonesia

bisnis.com

No comments: